4 Bekal di Bulan Ramadhan

 

4 Bekal di Bulan Ramadhan

Sobat SUNI yang dirahmati Allah Ta’ala, saat ini kita sedang berada di bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan, bulan penuh rahmat dan kasih sayang, bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia.

Di bulan Ramadhan ini Allah mudahkan kita untuk melakukan ketaatan.

Namun, tahukan Sobat SUNI… Ternyata ada di antara manusia yang Allah tidak berikan keberkahan bulan Ramadhan. Kenapa bisa begitu? Ya karena mereka tidak membawa bekal yang cukup selama bulan Ramadhan.

Nah Sobat SUNI, berikut ini 4 bekal yang harus kita bawa ketika berada di bulan Ramadhan:

1. Taubat Nashuha.
Dosa yang dilakukan oleh seseorang akan membuat dirinya merasa berat untuk melakukan amal shalih. Rasulullah bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}

“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup yang difirmankan Allah, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 14). (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi).

Rasulullah memerintahkan kita untuk banyak bertaubat,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Wahai sekalian manusia! Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

2. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua).
Durhaka kepada orang tua merupakan sebab tidak diterimanya amalan seseorang. Rasulullah bersabda,

ثَلاثَةٌ لا يَقْبَلُ اللَّهُ لَهُمْ صَرْفًا وَلا عَدْلا: عَاقٌّ، وَمَنَّانٌ، وَمُكَذِّبٌ بِالْقَدَرِ

“Tiga golongan yang Allah tidak terima amal ibadahnya, yang sunnah (nafilah) dan yang wajib (faridhoh): anak yang durhaka kepada orang tuanya, orang yang mengungkit ungkit pemberiannya dan orang yang mendustakan taqdir.” (HR. Ibnu Abi ‘Ashim, Syaikh Al Albani menshahihkannya dan membawakannya dalam kitab shahih jami’)

3. Hilangkan Perselisihan dan Permusuhan antara sesama muslim.
Permusuhan terhadap saudara kita sesama muslim merupakan sebab itangguhkannya ampunan dari Allah.

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا.

“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengam-punan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)

4. Pelajari Hukum-Hukum Tentang Puasa.
Ibadah seorang hamba tidak diterima kecuali apabila terpenuhi dua syarat utama, yaitu:
Pertama: Dia niatkan ibadahnya ikhlas hanya mengharap pahala dari Allah.
Kedua: Dia beramal sesuai dengan petunjuk Rasulullah, tanpa ditambah maupun dikurang. Dan seseorang tidak mampu berpuasa sesuai dengan petunjuk Rasulullah kalau dia tidak mempelajari ilmu yang berkaitan dengan puasa.

Nah Sobat SUNI yang dimuliakan Allah, inilah 4 bekal yang harus kita bawa ketika berada di bulan Ramadhan agar kita bisa mendapatkan keberkahan yang Allah berikan selama bulan Ramadhan.

Semoga Allah memudahkan segala urusan kita dan menjaga kita untuk istiqomah diatas ketaatan kepada-Nya, Baarakallahu Fiikum

Sumber: Al Mukhtashar Al Mufid fi Ahkami As Siyam wa Adab Al Ied, Syaikh Khalid ibn Mahmud ibn Abdul Aziz ibn Muhammad Al-Juhany, hal 24-32