6 Keutamaan Shalat Dhuha

Sobat SUNI yang dimuliakan Allah, ada satu ibadah yang memiliki banyak keutamaan namun ternyata banyak di antara kita kurang memperhatikannya. Tahukah Sobat sekalian ibadah apa itu?

Ibadah itu adalah sholat dhuha, yang sebenarnya Allah sangat memudahkan kita untuk mengerjakannya karena begitu lapang waktunya. Namun ternyata masih banyak yang terlewat dan kurang perhatian dengan sholat tersebut.

Nah Sobat SUNI, berikut ini akan kita bahas 6 keutamaan Shalat Dhuha semoga dengan kita mengetahui keutamannya akan menjadikan kita semua lebih perhatian dan menjaga ibadah tersebut.

Pertama: Shalat Dhuha mencukupi kewajiban shadaqah kita setiap hari.

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga amar ma’ruf (memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim no. 1704)

Kedua: Shalat Dhuha akan mengantarkan kita pada derajat الأوابين (orang yang taat kepada Allah)

أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ، رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى، فَقَالَ: أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلَاةَ فِي غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ، إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ
Zaid bin Arqam Radhiyallahu anhu melihat beberapa orang yang sedang melaksanakan shalat di waktu Dhuha, maka ia berkata : “Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama ? Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda : “Shalat Awwâbîn (shalatnya orang-orang yang taat kepada Allâh) dilakukan saat anak unta kepanasan”. [HR. Muslim no. 748]

Tiga: Orang yang mengerjakan shalat dhuha Allah akan mencukupinya sepanjang hari.

Dari Nu’aim bin Hammar Al-Ghathafaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, 5: 286; Abu Daud, no. 1289; At Tirmidzi, no. 475; Ad Darimi, no. 1451 . Syaikh Al-Albani dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Empat: Shalat dhuha pahalanya seperti umroh.

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لاَ يُنْصِبُهُ إِلاَّ إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلاَةٌ عَلَى أَثَرِ صَلاَةٍ لاَ لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِى عِلِّيِّينَ
“Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci menuju shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji. Barangsiapa keluar untuk shalat Sunnah Dhuha, yang dia tidak melakukannya kecuali karena itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumrah. Dan (melakukan) shalat setelah shalat lainnya, tidak melakukan perkara sia-sia antara keduanya, maka pahalanya ditulis di ‘illiyyin (kitab catatan amal orang-orang shalih).” (HR. Abu Daud, no. 558; Ahmad, 5: 268. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Lima: Shalat duha adalah wasiat Rasulullah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : أَوْصَانِي خَلِيلِي – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَرَكْعَتَي الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kekasihku—Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam—mewasiatkan kepadaku untuk puasa tiga hari setiap bulan, mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, dan melakukan shalat witir sebelum tidur.” (HHR. Bukhari, no. 1178 dan Muslim, no. 721)

Enam: Shalat dhuha adalah amalan yang ringan namun pahalanya besar.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
بعث رسول الله صلى الله عليه وسلم بعثا ، فأعظموا الغنيمة ، وأسرعوا الكرة ، فقال رجل : يا رسول الله ، ما رأينا بعثا قط أسرع كرة ، ولا أعظم غنيمة من هذا البعث ، فقال : ألا أخبركم بأسرع كرة منهم وأعظم غنيمة ، رجل توضأ فأحسن الوضوء ، ثم عمد إلى المسجد فصلى فيه الغداة ، ثم عقب بصلاة الضحوة ، فقد أسرع الكرة وأعظم الغنيمة .
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus suatu utusan, mereka mendapatkan ghanimah yang besar dan mereka begitu cepat kembalinya. Maka berkaya seorang laki-laki wahai Rasulullah kami belum pernah melihat utusan yang lebih banyak memperoleh ghanimah dan paling cepat kembali dari utusan ini. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: maukah aku tunjukkan kepada mu yang lebih cepat dan lebih banyak ghanimahnya? Hendaknya seseorang berwudhu dan memperbagusi wudhunya kemudian berangkat ke masjid untuk sholat subuh kemudian dilanjutkan dengan sholat dhuha maka dia telah mendapatkan ghanimah terbesar dan tercepat. (HR. Abu Ya’la dan Ibnu Hibban, Syaikh Al Albani menyatakan shahih)

Sobat SUNI yang dimuliakan Allah, shalat dhuha adalah shalat yang ringan bila dibandingkan dengan pahala besar yang Allah persiapkan untuk kita maka mari kita menjaga dan memperhatikan shalat dhuha semoga Allah menjaga dan mencukupi kita semua serta menjaga kita dari berbagai keburukan. Baarakallahu Fiikum.

Sumber:

Tabshiirus Saairin bi Tariiqis Shalihin ila Rabbil ‘alamiin, Dr. Khalid Al Juhany (jilid 1, hal 242-250)

Dirangkum oleh:

Ust. Andika Faisal Lubis, Lc., M.Pd.